Rahim Pengganti

Bab 28 "Sejak Kapan"



Bab 28 "Sejak Kapan"

0Bab 28     

Sejak Kapan     

Mendengar hal itu membuat Carissa terharu, adik iparnya yang terlihat tidak mau mencampuri urusan orang lain ternyata selalu peduli dengan apa yang terjadi. Air mata Carissa menetes, ia menangis tangan Siska mengusap lengan kakak iparnya itu.     

Keduanya pun sudah sampai di sebuah Mall, Siska dan Carissa segera masuk ke super market banyak bahan makanan dan kue yang ingin dibeli oleh Siska. Wanita itu ingin, belajar memasak dan membuat kue dari kakak iparnya itu.     

"Della," gumamnya kecil namun, suara itu terdengar di telinga Siska dan mereka saling menatap ke arah tersebut.     

Hal seperti ini sudah sering Siska lihat, bahkan terkadang lebih. Siska menarik lengan Carissa, gadis itu mengerti bahwa hal seperti ini baru bagi kakak iparnya itu.     

"Siska itu tadi Della sama Aiden, kan? Kenapa mereka begitu dekat seperti sepasang kekasih?" tanya Carissa.     

"Nanti aku akan jelaskan semuanya mbak, tapi kita selesaikan belanjaan kita dulu. Setelah itu, apa pun yang ingin mbak tanyaka aku janji akan, menjawab semuanya dengan jujur," ucap Siska.     

Carissa mengangukkan kepalanya, wanita itu mengikuti ke mana Siska pergi, meskipun saat ini dikepalanya sudah tidak lagi konsen dengan apa yang terjadi, ya Caca terus memikirkan apa yang terjadi sebelumnya.     

Hubungan apa yang terjadi antara Della dengan Aiden, sepupu Bian. Memikirkan hal itu membuat Carissa merasakan mual yang begitu dalam.     

Wanita itu sedikit berlari menuju toilet yang kebetulan tidak jauh dari tempatnya, Carissa menumpahkan segala sesuatu yang ada di dalam perutnya.     

"Kenapa tiba tiba mual banget sih. Apa mungkin lewat jalur ikan tadi," ujar Carissa dalam hati. Wanita itu segera, membersihkan mulutnya tidak banyak hal yang dia lakukan di dalam sana.     

Setelah selesai Carissa, langsung menyusul Siska. Dapat dipastikan Siska akan pusing mencari keberadaannya saat ini.     

"Mbak kemana aja?" tanya Siska. Gadis itu sudah berkeliling mencari keberadaan Carissa namun, tidak juga ditemuka hingga akhirnya Siska ingin kebagian informasi saat pergi ke sana dirinya melihat Carissa keluar dari dalam toilet.     

"Ke toilet. Tadi lewat jalan ikan, bau banget sampai gak kuat. Makanya mbak ke sana dulu, maaf ya membuat kamu khawatir," ujar Carissa.     

Dahi Siska berkerut, perasaan tidak ada bau sama sekali. Tapi gadis itu tidak ingin memperpanjang semuanya, segera keduanya pergi ke kasir untuk membayar semuanya.     

***     

Di sini lah mereka duduk di sebuah cafe yang privasi, sengaja Siska memilih tempat ini supaya dirinya bisa leluasa bercerita tentang semuanya.     

Sepertinya kakak iparnya itu harus tahu, dan bisa mempertahankan semuanya, karena sudah sejak awal Siska memberitahukan kepada Bian. Namun, abangnya itu tidak pernah mau percaya, Bian selalu marah jika Siska mengatakan hal buruk tentang Della kepqdanya.     

"Mau pesan apa Mbak?" tanya Siska.     

"Apa aja deh. Mbak gak enak makan, karena muntah tadi. Rasanya lidah masih pahit," jawabnya.     

Siska mengerti dirinya juga kalau habis muntah pasti tidak begitu napsu untuk makan. Sehingga wanita itu, memesan makanan yang cocok untuk Carissa supaya bisa menghangatkan badannya. Tak lupa juga, Siska meminta untuk diantarkan lebih cepat supaya mereka bisa lebih cepat bercerita.     

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Carissa.     

Siska menarik napasnya panjang, gadis itu menatap ke arah kakak iparnya lalu mulai menceritakan semuanya.     

"Semuanya itu terjadi saat Mas Aiden pulang, saat itu Mas Bian dan Mbak Della berkunjung. Sejak om dan tante meninggal dunia, Mas Aiden selalu di minta Mama untuk tinggal di rumah. Semuanya berjalan seperti biasa saja pada umumnya. Hingga akhirnya Mas Aiden ternyata memiliki rasa yang tak seharusnya kepada Mbak Della. Saat itu hubungan Mas Bian dan Mbak Della memang sedang tidak baik baik saja."     

Siska menceritakan semuanya, kenapa bagaimana dan seperti apa hubungan Della.     

"Sejak kapan hubungan terlarang itu terjadi?" tanya Carissa.     

"Sudah hampir 2 tahun, aku selama ini sudah memberitahukan kepada Mas Bian mengenal hal itu. Namun, tetap saja Mas Bian tidak mau mendengarnya."     

"Apa Mama tahu tentang hubungan mereka?" tanya Carissa.     

"Tidak Mbak. Kalau Mama tahu, sudah dapat dipastikan kesehatan Mama tidak akan baik. Mas Aiden sudah seperti anak kandung bagi Mama. Kekecewaan Mama pasti sangat besar. Itulah kenapa saat aku tahu semua tentang kalian, aku orang pertama yang meminta Mama menyetujui hal itu."     

"Mbak, tolong bertahan. Jangan pernah biarkan Mbak Della kembali kepada Mas Bian. Tolong bantu aku, membongkar semuanya, lupakan perjanjian yang kalian buat. Lupakan semuanya, tolong selalu ada di dekat Mas Bian."     

"Tidak bisa Siska. Aku bukan wanita yang diinginkan Bian. Aku tidak bisa melanggar perjanjian yang dibuat. Aku akan pergi, setelah aku berhasil melahirkan seorang anak untuk mereka," ucap Caca sembari menahan rasa sakit yang begitu dalam. Ibu mana yang tega meninggalkan anaknya seorang diri, ibu mana yang mau memberikan anak yang dirinya kandung kepada orang lain, tidak ada ibu yang mau seperti itu.     

Namun, hal itu harus terjadi Carissa bukan tipe orang yang mau mengkhianti perjanjian Carissa tidak mungkin bisa melakukan hal itu.     

"Mbak tega memberika darah daging mbak sendiri kepada wanita yang tidak bermoral seperti Della. Mbak tega menyakiti Mama dan Mas Bian? Apakah jalan yang Mbak ambil akan baik baik saja? Tidak Mbak, akan banyak orang yang terluka. Apa lagi anak yang akan mbak kandung, dia pasti marah jika besar nanti dirinya tahu sebenarnya."     

Carissa menangis, dirinya tidak bisa membayangkan hal seperti itu. Tidak hal itu tidak bisa terjadi, Carissa ingin egois dirinya tidak akan sanggup berpisah dengan anaknya. Bagaimana bisa Carissa memikirkan hal itu, tidak dirinya akan selalu bertahan di samping suaminya.     

"Pikirkan semuanya Mbak. Karena cepat atau lambat hubungan Mas Aiden dan Mbak Della juga akan terbongkar," ucapnya Siska.     

Tepat saat itu juga, pintu ruangan itu terbuka. Semua makanan yang mereka pesan sudah di hidangkan dengan sangat rapi. Keduanya segera memakan makanan tersebut, Siska sengaja menyiapakan semuanya gadis itu tahu perbincangan mereka pasti akan menghabiskan banyak energi.     

***     

Setengah jam berlalu, keduanya sudah menghabiskan semua makanan yang di pesan oleh Siska.     

"Ya ampun kenyangan banget. Rasanya enak kan Mbak?" tanya Siska.     

"Banget! Ini tempat nya bersih, makanannya enak dan murah juga," jawab Carissa sambil tertawa.     

"Iya Mbak. Aku lebih suka makan di tempat seperti ini, di bandingkan mahal mahal eh gak tahu nya makanannya gak enak banget," jawba Siska.     

Carissa tersenyum, mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Siska. Adik iparnya itu selalu ingin terlihat sederhana. Suara dering ponsel milik Siska berdering, nama yang tertera di sana membuat Siska berkerut. Tumben asisten abangnya itu menelpon dirinya.     

"Siapa?" tanya Carissa.     

"Mas Aldi. Asistennya Mas Bian," ucap Siska.     

"Angkat saja. Mungkin penting," saran Carissa.     

Siska segera mengangkat telpon tersebut.     

"Hallo."     

"Hallo. Mbak Siska maaf menganggu waktunya, saya sudah mencoba menghubungi Ibu Carissa tapi tidak di jawab, sehingga saya menghubungi anda atas arahan Bi Susi ...,"     

"Terus ada apa? Gak usah berbelit ngomong, langsung ke intinya aja," potong Siska.     

"Saya hanya mau bilang, Pak Bian masuk rumah sakit."     

"Hah? Apa kok bisa?"     

Aldi menjelaskan semuanya, melihat ekspresi wajah Siska berubah membuat Carissa menatap ke arah adik iparnya itu. Sambungan telpon tersebut terputus, Carissa langsung meminta penjelasan kepada Siska.     

"Ada apa?" tanya Caca.     

"Mas Bian Mbak ... Mas Bian, Mas Bian kecelakaan," ucap Siska.     

Deg     

Deg     

Deg     

Jantung Carissa rasanya ingin lepas saat ini juga mendengar ucapan yang terlontar dari bibir Siska.     

###     

Hallo bab kedua meluncur, semoga bab ketiga segera mendarat dengan baik juga hehe. Selamat membaca yaaa.     

Love you guys, sehat selalu buat kita semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.